Kearifan lokal (Local
Wisdom) adalah suatu bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat di suatu tempat atau daerah. Jadi merujuk pada lokalitas dan
komunitas tertentu.
Maka dari itu kearifan lokal
tidaklah sama pada tempat dan waktu yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh
tantangan alam dan kebutuhan hidupnya berbeda-beda, sehingga pengalamannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memunculkan berbagai sistem pengetahuan baik
yang berhubungan dengan lingkungan maupun sosial.
Kearifan lokal bukanlah
suatu hal yang statis melainkan berubah sejalan dengan waktu, tergantung dari
tatanan dan ikatan sosial budaya yang ada di masyarakat
Contoh local wisdom yang ada
di Blora adalah Loko Tour di Sorogo. Loko Tour ini adalah paket perjalanan
wisata hutan jati di Cepu. Perjalan wisata hutan jati ini menggunakan kereta
api uap yang ditarik oleh lokomotif tua buatan Berliner
Maschinenbaun Jerman tahun 1928, di masyarakat sekitar sering disebut sepur kluthuk. Bahan bakar yang digunakan adalah kayu tunggak
(akar kayu). Sekali perjalanan, loko tua ini membutuhkan sebanyak delapan kubik
kayu (8staple).
Perjalanan dimulai dari Kantor Perhutani Jalan Sorogo Kesatuan
Pemangku Hutan Cepu, sekitar 35 kilometer ke arah tenggara Kota Blora.
Selanjutnya kereta kuno ini melintasi hutan jati wilayah Bagian Kesatuan
Pemangkuan Hutan Ledok, Kendilan, Pasar Sore, Blungun, Nglobo, Cabak, dan
Nglebur.
Setelah berputar-putar, kereta kuno ini berhenti
di Gubug Payung. Gubug ini merupakan tempat peristirahatan yang memiliki
Monumen Hutan Jati Alam. Posisinya berada di pedalaman hutan yang sekaligus
menjadi tempat penampungan air untuk keperluan lokomotif.
Usai dari Gubug Payung, para penumpang dapat menyaksikan sistem tebang, saradan, dan
pengangkutan kayu jati secara langsung di tengah hutan.
Dan sekitar dua kilometer dari terminal akhir,
yakni Bengkel Traksi, ada tempat penimbunan kayu Batokan. Tempat penimbunan ini memiliki areal
seluas 36,2 hektar dan berdaya tampung 40.000 m3 kayu pertukangan dan 10.000
sm. Bersebelahan dengan tempat penimbunan kayu Batokan, terdapat pula Industri
Pengolahan Kayu Jati (IPKJ) Cepu.
Namun sekarang Loko Tour ini
sudah tidak aktif dan gerbong-gerbong keretanya hanya teronggokkan di tempat
parkir (di Sorogo). Gerbong-gerbong keretanya juga sudah mulai berkarat.
Peminat wisata taman jati
tersebut juga sudah mulai berkurang dikarenakan banyak remaja sekitar yang
lebih tertarik menghabiskan hari libur mereka dengan mengunjungi supermarket
dll
Bahkan sekarang tempat di
dekat Loko Tour sudah mulai disalahgunakan misalnya digunakan untuk tempat
pacaran karena daerah tersebut agak sepi.
Seharusnya pemerintah daerah
mulai mengakifkan lagi paket wisata jati ini karena daerah Cepu atau Blora
terkenal dengan hutan jatinya yang luas dan dapat juga menambah pendapatan daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar